Bagaimana Gadget di Tangan Anak-Anak?

Foto diambil dari : www.beritasatu.com

 

Oleh: Walid*

Saat ini perkembangan teknoligi sangat pesat, demikian juga dengan gadget yang dari tahun ke tahun terus berkembangan dan semakin canggih. Tidak heran di zaman sekarang ini banyak anak-anak di bawah umur sudah pegang gadget. Gadget sebenarnya tidaklah sepenuhnya membawa pengaruh buruk bagi anak-anak tapi ada juga pengaruh baiknya, sebab gadget juga dapat membatu seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain secara jarak jauh atau sebagai media menjalin dan menjaga silaturrahim dengan teman atau saudara jauh.

 

Selain mempermudah dalam menjalin komunikasi, gadget juga dapat menambah wawasan anak karena anak bisa belajar lewat gadget dengan melihat hal-hal yang berguna dan bisa menjadi pelajaran. Namun selain itu, gadget juga dapat memiliki dampak buruk terhadap anak, apalagi jika pemanfaatan gatget oleh anak tanpa pengawasan dan kontrol dari orang tua, maka sangat mungkin anak akan menonton hal-hal yang belum sepantasnya ditonton oleh anak di bawah umur. Tontotan tersebut missal berupa adegan-adegan kriminal, game yang pola bermainnya mengarahkan pada tindakan-tindakan kriminal seperti perang, perkelahian, atau adegan-adegan yang hanya layak disaksikan oleh orang dewasa dan sebagainya. Beberapa tontotan tersebut secara tidak langsung akan memberikan pendidikan buruk terhadap perilaku dan perkembangan belajar anak.

 

Selain dampak yang telah tersebut di atas, jika anak-anak terlalu sering bermain gadget tampa pengawasan khusus juga berdampat negative pada fisiologis anak, salah satunya mengakibatkan radiasi dan radiasi yang cukup serius bisa mengakibatkan kangker. Selain itu, jika tidak ada pengawasan maka potensi anak meniru perilaku-perilaku-perilaku negative sangat besar, salah satunya adalah meniru adegan atau cara berbicara sebagaimana yang ditonton atau cara bermain orang-orang di sekitar, seperti berbicara kasar dan kotor serta perilaku tidak baik lainnya.

 

Di samping terdapat dampak baik dan buruk, kecenderungan bermain gadget bagi anak-anak juga mememiliki beberapa alasan tersendiri. Salah satunya adalah alasan-alasan dari orang tua yang dengan sengaja membiarkan anaknya bermain gadget. Diantara beberapa alasan yang muncul di tengah masyarakat adalah karena alasan kesibukan mengurus urusan rumah tangga sehingga sengaja membiarkan anak bermain gatget sendiri. Kemudian ada juga yang berasalan supaya anaknya tidak rewel, ada juga yang supaya anaknya mau makan dan mau tidur. Sekalipun demikian membiasakan anak bermain gatget tanpa batasan dan control dari orang tua tetap tidak dapat dibenarkan karena dapat berdampak negatif, sebab anak belum mampu membedakan dampak positif dan negative dalam pemanfaatan gatget tersebut.

 

Gadget juga bisa membuat anak terus merasa penarasan dan akhirnya kecanduan, nah ketika hal tersebut sudah terjadi maka anak akan susah dijauhkan dari gadget. Gadget juga bisa menimbulkan masalah psikologis pada anak, salah satunya anak bisa menjadi pasif atau tidak memiliki kecenderungan bergaul sebab sudah terbiasa asyik sendiri bermain gatget yang saban waktu sudah dilakukannya.

 

Masalah-masalah seperti itu tentu bukan persoalan sederhana karna ini menyangkut masa depan anak-anak, jika di masa kecil anak-anak sudah diajari atau didekatkan dengan hal-hal yang memungkinkan mendapat pendidikan kurang baik, maka akan akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang baik, baik secara fisik, psikis, mental, kecerdasan sosial, dan kemampuan pendidikannya. Misalkan di masa kecil, anak sudah dibiasakan bermain gadget tanpa ada batasan waktu dan tempat, maka akan menggangu proses belajar dan pendidikan anak. Sebab anak sangat mungkin anak menjadi kecanduan sehingga memngganggu aktivitas belajarnya (lebih memilih bermain gatget). Namun jika orang tua sudah memberikan pengawasan dan batasan dari sejak diri, maka aktivitas bermain dan pendidikan anak sama-sama bisa berjalan dan saling menguatkan, sehingga setelah anak tumbuh besar akan mudah jika harus berjarak dengan gatget (missal karena alasan pendidikan) sebab anak tidak masuk dalam fase kecanduan sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan-permasalahan personal jika harus berjarak dengan kebiasaan bermain gatget tersebut.

 

*Walid : Mahasiswa Semeter 3 Prodi BKI Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman (STIDAR) dan Aktivis PMII Rayon Asy’ariyah Sumenep

Bagikan ke :