Hadiri Workshop Jurnalistik Raudlatul Iman, Nun Urnoto El Banbary Setrika Peserta
Sumenep (Stidar.ac.id)-Di hadapan 20 orang peserta Workshop Jurnalistik dan Kepenulisan Media Center Raudlatul Iman di Aula Pondok Pesantren Raudlatul Imam Ahad (27/02/2022), Nun Urnoto El Banbary memompa semangat agar anak muda punya kepedulian pada literasi sastra yang saat ini semakin kurang diminati.
Seniman yang satu ini “menyetrika” peserta dengan menceritakan pengalamannya yang pernah “gila” dan jatuh cinta pada seseorang dan menjadi inspirasi untuk menulis.
“Saya pernah gila karena cinta saya kepada seseorang yang tersandung di tengah jalan. Dari sinilah saya kemudian menjadi kreatif untuk mengekspresikan dalam sebuah karya” kenang pria yang pernah mendapat penghargaan juara 1 menulis novel ini
Penggemar dunia mistis ini juga mengungkapkan bahwa pesantren adalah “sarang” para penulis.
“Dari embrio pesantren banyak lahir penulis sastra yang berkualitas seperti pondok pesantren Annuqayah, Al-Amin dll. Bahkan Anda harus mencontoh Kiai Sahli yang juga kreatif. Beliau hanya saja lebih menonjol kekiaiannya daripada seorang penyair” canda pemilik rambut gondrong ini
Menurutnya seraya menyitir pernyataan Imam Ghazali bahwa untuk menjadi terkenal harus menulis.
“Kurang lebih pernyataan Imam Ghazali begini, jika Anda bukan siapa-siapa, ulama bukan, bangsawan juga bukan, profesor tidak potongan. Maka sebaiknya Anda menulis untuk bisa dikenal dan mewaritskan sesuatu yang berharga” terangnya.
Urnoto menambahkan bahwa dirinya tidak akan pernah diperhatikan jika tidak menulis.
“Saya diundang dan mengisi berbagai pertemuan serta banyak kalangan mengulas karya saya, karena saya menulis dan tentu lumayan dapat royalti. Yang penting menulis dan terus menulis” bebernya lagi
Pria yang akrab disapa Urnoto terus berpromosi hingga membuat peserta kepanasan seperti disetrika.
“Kuncinya terus membaca dan update informasi. Banyak tulisan saya karena saya aktif membaca dan jualan buku” tukasnya mengakhiri perbincangan (MSA)