Kiai Sahli saat baca puisi di hadapan pengurus Aplikasi Asri
Halaqah Peradaban yang dikemas dengan “Ngantos Malem Sangalekoran” oleh Aktivis Pecinta Lingkungan Asri, Sehat dan Indah (APLIKASI) Aliansi Santri Raudlatul Iman (ASRI) Sabtu kemarin 30/04/2022 terasa berbeda, karena pembacaan puisi Kiai Sahli yang berjudul “Tentang Lailatul Qadar” di Stasiun Sosial Asoka yang syarat makna.
Sesuai prolog beliau di hadapan puluhan mahasiswa, bahwa Lailatul Qadar sesungguhnya merupakan nilai yang terus menjadi atmosfer dalam denyut nadi kehidupan. Yang menarik, Sang Kiai menyebut isterinya Nyai Sholehah yang “nyaris lailatul qodar”.
Berikut puisi selengkapnya :
TENTANG LAILATUL QODAR
Di hari-hari sepuluh terakhir Ramadhan
Orang-orang pada sibuk belanja mencari baju untuk hari raya yang sudah ditunggu
Yang lain mengecat rumahnya dan memperindah menyambut hari bahagia
Sementara yang lain mempersiapkan acara pertemuan pasca lebaran
Dan ada juga yang menyiapkan aneka kue dan masakan agar nanti banyak pajangan
Seperti pameran di pasar malam
Ada lagi yang repot memprediksi tentang tanda-tanda datangnya Lailatul Qodar
Kapan puasa sebagai permulaan
Sampai gejala-gejala alam : langit bersih, desir angin pelan, matahari yang tak begitu terang dan malam yang penuh ketenangan
Selain itu mereka sibuk bangun malam, berdzikir dan membaca Al-Quran
Yang lain ada yang begadang
Karena mereka yakin dan bilang :
“Lailatul Qodar berbentuk barang”
Mereka berharap jatuh dari langit secara dadakan
Tapi bagiku di sepuluh terakhir ini
Aku sangat memperhatikanmu sejak awal
Mempersiapkan makanan untuk keluarga
Saat sahur dan berbuka
Bahkan untuk anak-anakmu engkau rela menyuapnya
Kala mereka malas untuk berjaga
Isteriku…..
Engkau nyaris lailatul qodar dalam seluruh waktuku
Jika ada yang berhak mendapat paling awal malam berkah itu
Enkaulah itu tanpa ragu
Sebab aku tahu….
Engkau mengurangi waktu tidurmu
Memeluk malam-malam yang bisu
Saat aku asyik dengan bunga mimpiku
Ramdhan 1442 H
Muhammad Sahli