DI STASIUN SOSIAL ASOKA
Di stasiun sosial asoka
Aku saksikan engkau bersolek bianglala menghiasi semesta
Menyanyikan lirik paling manja
Di antara degup jiwa yang terlena
Gerimis yang turun seperti mengalun
Menunggu i’tikaf sepi
Mari bernyanyi di sini sebelum besok aku pergi
Di stasiun sosial Asoka
Ada pustaka tak terbaca
Maka idzinkan aku menceritakan nyeri puisi
Yang menyelinap dalam senyummu
Menghabiskan sisa-sisa doa hingga larut
Lalu mengantar tidurmu yang lelap
Di stasiun sosial Asoka
Hujan masih menemani seperti memperlambat waktu
Sunyi terus menggertak menjebak sajak yang kian sangsi
Cahaya enggan beranjak mengintip jejak
Sebelum engkau mengerti gelap
Jangan paksa angin bertiarap
Di stasiun sosial Asoka suara-suara begitu nyaring menukik langit
Jalan ini teramat terang membuka ruang yang bimbang
Ke manakah engkau akan berjalan
Mari segera pulang
Jangan menunggu pagi menjelang
SSA, 30 April 2022
MENGAJI DI ASOKA
Membuka lembaran-lembaran jiwa
Ada banyak yang bisa kita baca
Tentang cinta, tentang rindu, tentang asa yang tak bisa diraba
Di lembaran pertama aku menemukan airmata yang menggila
Karena kita sering melihat hanya dengan satu mata
Tetesannya tak sempurna
Ada keterputusan, ada keterpenggalan
Menindih perasaan mengunyah kesadaran
Terlalu sering kita banyak prasangka yang tercerabut jauh dari akarnya
Teramat biasa kita memperlakukan orang di sekitar
Hanya karena soal status sosial
Kemudian mencampakkan satunya ke lembah terdalam
Lalu mengangkat yang lain menjadi cerita paling indah dan afdhal
Di lembaran kedua
Aku temukan senyum yang terluka
Lantaran sikap dan tingkah yang penuh warna
Menajam lalu lunglai tak berselera
Seperti daun-daun yang digugurkan angin
Di lembaran berikutnya
Aku dan kamu berikrar dalam rindu
Mengikat hati yang kerap dilumuri debu
Menjadi bunga asoka yang syahdu
Menjadi gembur bumi perkawinan air, tanah dan batu
Segeralah kemari sebelum senja mengakhiri cerita
Saatnya fajar terbit menjelang
Menyinari hari-hari yang gemilang
Asoka Tellasan Topa’, 09 Mei 2022 / 08 Syawal 1443 H