Kiai Muhammad Sahli (foto/Viroh)
Stidar.ac.id-Kuliah Perdana dan Rapat Koordinasi Pengelola Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman (STIDAR) di aula Majdi (Majelis Dirasah) Raudlatul Iman, Ahad 07 Agustus 2022 dihadiri pimpinan dan seluruh mahasiswa dari semua program studi.
Mengawali sambutan Ketua Yayasan, Kiai Muhammad Sahli menyampaikan pentingnya kehadiran Stidar dalam maentram peradaban di era digital.
“Stidar telah menegaskan diri sebagai kampus peradaban dengan jargonnya The Great Campus of Civilization Restoration yakni kampus hebat untuk perbaikan peradaban yang sudah selangkah lebih maju dari komunitas di luar. Ciri peradaban maju ditandai dengan pembangunan dan tata ruang yang. Ini kurang begitu urgen, sebab sarana dan prasarana yang bagus tidak menjamin kualitas. Yang tak kalah pentingnya adalah ciri kedua adalah sistem yang tertib, disiplin, komitmen dan inovasi. Ini sesungguhnya yang harus menjadi ruh peradaban” urainya di hadapan mahasiswa.
“Untuk itu keterlibatan semua unsur, mutlak sangat diperlukan. Saya menginginkan ke depan Smart Inovation Programe menjadi atmosfer kampus. Saudara-saudara di sini juga termasuk pengelola yang akan menentukan cetak biru (blue print) Stidar ke depan. Ini yang saya maksud dengan kick of atau tendangan pertama atau memulai peradaban” Lanjut beliau sambil meneriakkan yel-yel SIP (Smart Innovation Programe).
Menurutnya konsentrasi Stidar sama dengan kebijakan Rudlatul Iman secara umum yakni gairah Literasi, iklim Enterpreneur, spirit dakwah Ekologis dan pelestarian nilai-nilai ke-Madura-an.
“Restorasi peradaban kita utamanya di era digital adalah semangat literasi di semua lini. Bagaimana kemudian literasi menjadi iklim yang mewarnai kehidupan kampus, utamanya literasi digital yang tetap menjaga ghiroh pesantren, apalagi saat ini sudah terbentuk KOMPLIT (Komunitas Pegiat Literasi). Ini yang disebut Era 5.0 atau civil society. Selanjutnya Enterpreneur sebagai salahsatu elemen penting harus digalakkan yang disinergikan dengan pengelolaan ekologis. Saya bermimpi mahasiswa nanti membayar SPP dengan sampah. Hal ini harus menjadi branding Stidar dengan APLIKASI ASRI-nya, juga Asoka yang salahsatunya adalah kegiatan wirausaha. Terakhir kemaduraan yang menggairahkan kearifan lokal Madura yang syarat nilai dan filosofi. Karena generasi saat ini mulai asing dan meninggalkan budayanya sendiri” lanjutnya yang disertai joke-joke segar.
Di Stidar, menurut kiai yang selalu mengajak berinovasi itu, perlu ada Asosiasi Pengusaha Muda (Aspemu) dan Aliansi Konselor Muda (Alkomu) sebagai jawaban dari dua program studi yang dikelola (MSA)