Refleksi Puisi “Si Buta”

SI BUTA

Puisi Muhammad Sahli

Engkau terjaga malam bersujud dan berdiri di hadiratNya menyesali dosa-dosa
Sementara di saat matahari mulai menyapa pagi engkau asyik memamerkan keangkuhan di depan
sesama

Engkau membaca kalamNya dengan indah di rumah-rumahNya
Tapi engkau terlena membicarakan aib saudaranya
Seperti engkau tidak pernah merasa berdosa

Engkau bersolek dengan menghiasi tubuhmu dengan pakaian bermerk dan parfum menyengat
Sedang hatimu dilumuri sifat busuk dan sesat

Engkau berkali-kali naik haji dan umroh merindukan rumahNYA
Padahal engkau membiarkan anak yatim, fakir miskin dan para janda tetap merana terlunta-lunta

Kumandang adzan engkau lengkingkan pada saat masuk waktu sholat
Di sisi lain engkau rendahkan saudara-saudaramu yang hidup melarat

Engkau rangkai untaian kata penuh makna
Tapi sesungguhnya hatimu alpa berselimut dendam dan murka

Engkau bertawaf mengelilingi ka’bah, menghadap kiblat di saf-saf terdepan dalam sholat berjamaah
Sungguh menyedihkan ternyata engkau tidak peduli mengelilingi orang-orang yang butuh perhatian
Berada di barisan belakang dalam hal kebaikan
Bahkan engkau membelakangi dan menelantarkan mereka jauh ke jurang penderitaan yang dalam

Sepertinya engkau mabuk dengan sederet gelar
Bahkan engkau kejar-kejar pangkat mentereng dan jabatan prestise
Di lain fihak engkau campakkan kehambaanmu sampai engkau tidak lagi merasa hina seperti Raja di atas singgasana

Engkau ramaikan masjid, musholla, pesantren, majelis taklim sampai istighatsah akbar yang disiarkan secara live
Tapi hatimu sepertinya kosong dilanda kesepian
Laksana kuburan yang diramaikan nisan-nisan berserakan

Engkau perbesar sorban di kepala, tasbih yang melingkar mesra di tangan, gamis yang menyapu jalanan
Dan engkau remehkan orang lain yang tidak sederajat denganmu
Engkau anggap mereka sampah yang tak ada artinya
Padahal sesungguhnya engkaulah yang lebih busuk dari sampah

Engkau juga memakai segala macam perhiasan dan mike up yang melebihi kaum selebritis
Walau sebenarnya batinmu najis berwatak iblis

HP android yang engkau punya selalu lekat ke mana-mana
Giliran engkau diminta sumbangan ke masjid
Engkau beralasan tak punya duit
Makananmu penuh vitamin dan gizi
Meskipun jiwamu tanpa energi

Ketika engkau ibadah menghadap Rabbmu tak pernah sungguh-sungguh hanya dengan baju lusuh bahkan terkesan jenuh
Tapi saat giliran engkau menghadap bos atau idolamu
Enggkau begitu gupuh
Engkau berdiri angkuh walaupun jiwamu rapuh

Di saat kuliah atau presentasi dalam acara diskusi sepertinya engkau begitu menikmati dengan berbagai argumentasi
Tapi ketika adzan berkumandang atau mendengar kalam ilahi
Engkau seperti tidak perduli

Apakah engkau sudah buta atau pura-pura buta
Sampai yang nyata engkau anggap maya
Yang sejati engkau anggap ilusi
Mementingkan kulit daripada isi

Yah, kita sudah benar-benar buta
Hingga syetan engkau puja sebagai tuhan
Yang hakiki engkau jungkir balikkan
Yang terang engkau rubah kegelapan
Engkau bermain-main di bibir kegetiran
Engkau porak-porandakan bangunan cahaya
Demi luluh lantak lumpur gulita

17/02/2020

Bagikan ke :