Menjaring Barokah Ramadhan

Oleh : Muhammad Sahli

Ramadhan sebentar lagi akan datang menghampiri semua hamba yang beriman di seluruh penjuru bumi untuk menghidangkan rahmat, maghfirah, dan terbebas dari siksa neraka sebagai hadiah terindah dari Allah SWT. Terlebih di bulan Ramadhan terdapat malam istimewa yang disebut Lailatur Qadar, sebuah malam kemuliaan yang kualitasnya melebihi 1000 bulan atau sekitar 83 tahun.

Bulan yang didamba-dambakan itu tidak akan pernah berarti, jika tidak disambut dengan sungguh-sungguh penuh keimanan dan kesadaran mendalam, bahwa sebenarnya kita yang butuh terhadap bulan mulia itu. Ketika ada rasa butuh, tentu seseorang akan melakukan dengan penuh penghayatan dan kekhusyu’an.

Ramadhan juga sebagai tamu agung yang dikhususkan untuk umat Nabi Muhammad SAW. Sebagai tamu agung, tentu butuh persiapan yang matang untuk menghormatinya. Manusia yang mengagungkan Ramadhan, maka berhak mendapat perlakuan dan balasan agung dan layak mendapat hak-hak sebagai pribadi agung.

Berkah Ramadhan, pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan neraka dikunci serapat-rapatnya. Keberkahan yang paling tampak adalah setelah Ramadhan kembali menjadi fitri dengan menatap masa depan lebih bergairah dan penuh harapan. Sebagaimana kita ketahui bahwa barokah didefinisikan secara singkat dengan kata majemuk “jalbul khoir” atau sesuatu yang dapat membawa kebaikan atau bertambahnya kebaikan (ziyadatul khoir). Barokah juga merupakan melimpahnya kenikmatan, manfaat yang diberikan Allah kepada orang yang bertaqwa yaitu berupa kesehatan, rezeki dan segala urusan yang ada di dunia akan dimudahkan serta bertambah kebaikan dan berkesinambungan.

Maka orang yang menjaring barokah di bulan Ramadhan ibarat orang yang menjaring atau menjala ikan, terkadang mendapatkan ikan banyak, sedikit atau bahkan tidak sama sekali, tergantung kesungguhannya dan cara yang benar dalam menjaringnya. Jika seseorang menjaring di pinggir lautan, perolehan ikan mungkin hanya ikan kecil atau hanya sampah yang berserakan. Berbeda ketika menjaring ke tengah lautan yang si situ terdapat ikan besar dan bermacam-macam serta menghadapi berbagai tantangan yang besar seperti besarnya ombak, dalamnya lautan dan bekal keberanian. Bekal yang cukup dan kesabaran juga jaring yang kuat adalah kunci keberhasilan mendapatkan ikan yang diinginkan.

Dengan demikian, menjaring barokah Ramadhan perlu kesungguhan, persiapan, keistiqomahan dan perjuangan yang melelahkan agar apa yang diinginkan menjadi kenyataan. Tanda mendapat barokah Ramadhan secara dzahir selalu membaca Al-Qur’an, bangun malam disertai kerinduan, melaksanakan puasa dengan penuh keikhlasan dan kesabaran plus kesadaran bahwa bukan sekedar menahan rasa haus dan lapar, tetapi mencegah dan berpuasa dari hal-hal yang menjijikkan dan jauh dari keridhaan Tuhan seraya berperilaku sesuai tuntunan Al-Qur’an, wajah berseri-seri penuh gairah dan akrab untuk semua orang. Secara batin, ia memiliki ketenangan, kelembutan, hidupnya selalu bersyukur dan menerima takdir Tuhan sepahit apapun dan peka banyak tersentuh berdandan kekhusyuan. Airmatanya hanya untuk menyesali dosa-dosanya dialirkan kepada Tuhannya yang Maha Rahman.

Rabu, 30 Sya’ban 1444 / 22 Maret 2023

Bagikan ke :