Selain Berikan Sambutan, Kiai Sahli Bacakan Puisi “Langgar Tua di Mandala”

Pada penutupan kegiatan Ramadhaniyah PP Raudlatul Iman Gadu Barat Ganding Sumenep, Kiai Sahli menyampaikan pesan singkat kepada para santri yang akan berlibur kembali pada orang tuanya, Kamis (13/4/2023)

Salahsatu pesan beliau menghimbau santri agar mengamalkan ilmu yang telah diperoleh selama Ramadhan dan menunjukkan kepatuhan kepada kedua orang tuanya.

“Saya menitip pesan kepada santri untuk mengamalkan ilmu yang telah diterima selama dua puluh hari berada di sini. Demikian pula tetap menunjukkan sikap kesantrian dalam segala hal serta kepatuhan sebagai ciri khas santri. Santri itu ngaji dan ngabdi dimanapun dan kapanpun” Tegasnya.

Selain memberikan pesan, beliau juga menggugah santri lewat puisinya sebagai berikut :

LANGGAR TUA DI MANDALA

Awal kisah Kiai Abu Daud yang menginjakkan kaki di bumi Mandala
Bumi yang basah dengan gairah
Songai Kotak namanya
Bersama sang isteri Nyai Salamah
Cucu dari seorang pejuang yang telah mempertaruhkan cinta
Demi masa depan anak keturunannya
Bhuju’ Arab dan Bhuju’ Ambangan orang menyebutnya

Beliau tak pernah risau dengan kemiskinan
Ia hanya gelisah jika santrinya menelantarkan kezuhudan
Keping-keping kemegahan tak membuatnya silau
Di langgar tua itu telah ditanam keyakinan

Langgar tua sampai kini tetap kokoh berdiri
Menghembuskan harum melati
Dari Nyai Andah lalu Nyai Sholihah sebagai srikandi
Perjuangan yang tak pernah berhenti
Walau langit Mandala berpayung dengki
Kiai Muljah tetap istiqomah bersama Kiai Dumyathi

Dari balik malam terdengar rintihan
Keringat dan airmata saling bersahutan
Hanya lampu seadanya ditambah cahaya bulan
Kiai Daud tak pernah mengeluh apalagi bosan
Sampai di hatinya membekas jejak kerinduan

Dimanakah langgar tua kini sembunyi
Apakah ia telah ditelan sepi
Atau empat tiangnya dicuri ribuan generasi
Entahlah….
Biarlah kubawa pergi dengan nyali yang masih tersisa
Agar tak seorangpun membawa dalam angkara

Hingga detik ini debar-debar cinta terus merangkai nada
Seperti bunyi biola yang mengalun mesra pada senja yang terbata
Langgar tua itu menyisakan rindu di hamparan jiwa
Meski sunyi namun tetap berarti

Langgar tua yang sempat berdiri tegak menjulang
Di antara senyum Kiai Hamid, rintih Kiai Abdul Aziz, gairah Kiai Zuhri, tatap Kiai Najib, keringat Kiai Hannan
Airmata Nyai Suryati yang tak berhenti
Agar putera-puteri dan santinya menjabat erat masa depan
Turut menopang kekuatan tiang penyangga yang mulai terabaikan

Langgar tua bernama kejujuran
Langgar tua bernama kesungguhan
Langgar tua bertitel kesabaran
Sepertinya harus terus ditegakkan
Sebelum akhirnya tersudut di pojok-pojok kesepian

Gadu Barat, 27 Agustus 2022

Bagikan ke :