Bisa Ikut Sidang Skrispi, Nurinda Ungkap Penuh Perjuangan

Nurinda mahasiswa semester VIII prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMII) STIDAR menceritakan perjuangannya untuk bisa mengikuti sidang Munaqosah Skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan.

Pasalnya pada saat awal pengerjaan skripsi, ia mengaku kesulitan. Namun menurutnya yang sulit jika hanya sebatas dipikirkan saja tanpa dibarengi dengan mengerjakannya langsung. “Sangat sulit apabila cuman dipikirkan saja, tapi lambat laun pasti kelihatan gampang”.

Mahasiswi asal Banyuwangi ini mengaku bahwa skripsinya tak kunjung di ACC oleh pembimbing. Ia mengungkapkan bahwa ia tak pernah kesal meski banyak revisi, namun yang membuatnya kesal ketika sudah dikejar waktu karena penyetoran terakhir skripsi sudah hampir tiba, sementara skripsinya tak kunjung rampung.

Ada beberapa faktor kenapa ia bisa selesai skrispi tepat waktu dan bisa mengikuti sidang skripsi gelombang pertama, di antaranya karena banyak dukungan. “Banyak dukungan dari keluarga, sodara, dan teman-teman” akunya.

Saat bercerita kepada kru media, ia menjelaskan bahwa dirinya juga belajar kepada saudaranya serta teman temannya saat mengerjakan skripsi kemaren.

Selain itu Nurinda juga bercerita waktu akan mengikuti sidang skripsi. Mahasiswi ini mengaku nerfes dan gugup saat akan masuk ruang sidang. “Dekdekan, sakit perut, panas dingin, bingung takut gak bisa jawab. Saat masuk ruangan tambah panas dingin” tuturnya sambil tersipu malu.

“Saat presentasi dan pertanyaan dari dewan penguji gak terlalu sulit, cuman sedikit yg salah, jadi gak terlalu sulit untuk menjawab pertanyaan penguji” pungkasnya di akhir cerita.

Reporter : Ramadhani

Bagikan ke :

Leave a Comment