DI STASIUN SOSIAL ASOKA Di stasiun sosial asoka Aku saksikan engkau bersolek bianglala menghiasi semesta Menyanyikan lirik paling manja Di antara degup jiwa yang terlena Gerimis yang turun seperti mengalun Menunggu i’tikaf sepi Mari bernyanyi di sini sebelum besok aku pergi
AKU TAK BERANI BER-IDUL FITRI Sajak lelah Muhammad Sahli Aku tak siap datangnya idul fitri dan juga tak mampu jika Ramadhan sepanjang waktu Dan berlalu begitu cepat pergi Tapi Ramadhan sepertinya harus pergi meninggalkan nyeri Secarik sesal masih menggumpal Membuangku jauh ke
Kiai Sahli saat baca puisi di hadapan pengurus Aplikasi Asri Halaqah Peradaban yang dikemas dengan “Ngantos Malem Sangalekoran” oleh Aktivis Pecinta Lingkungan Asri, Sehat dan Indah (APLIKASI) Aliansi Santri Raudlatul Iman (ASRI) Sabtu kemarin 30/04/2022 terasa berbeda, karena pembacaan puisi Kiai Sahli yang
BANGSA PENGEROYOK Puisi Muhammad Sahli Foto Ade Armando saat dievakuasi polisi dari amukan massa Sudah sedemikian bejatkah bangsa ini Hingga harus menelanjangi yang seharusnya ditutupi Memperjuangkan keadilan tidak harus dengan kebablasan Demokrasi yang dibangun mestinya melalui kesantunan bukan dengan kekerasan Niat mulya tidak
Foto Dewan Guru dan Siswa Pada Acara Raudlatul Iman Summit Puisi-Puisi Muhammad Sahli RAUDLATUL IMAN, KAIFA HALUKUM….? Aku merindukan engkau saat dulu K. Abu Daud dan Ny. Salamah pertama kali menginjakkan kaki Ketika bumi ini masih asri Sumber mata air memancar
Musabab Angin ; untuk yang menari(k) siang itu, matahari memerah tanah mulai berdebu, lumut-lumut terapung di muka sungai angin bertiup kencang ke utara tepat ke arah aliran sungai bermuara lalu menyelinap ke halaman—ke rumah mursyid di lembah manai angin dan debu berputar menjadi
e Labbuwan Kesong e Labbuwan Kesong mekol juko’ song-tarosong reng-oreng ondhur dhateng sampan mole kosong ranyeng kowagga messin atharat sakarat: ora’-ora’ mellar e Labbuwan Kesong reng-oreng agarungngong parjalanan ta’ ontong, buttong pangara mekola pangara ngusonga sajja dhari sampan-sampan bajra bannya’
UNTUK ENGKAU YANG KUKAGUMI Oleh Muhammad Sahli Bukan karena matamu yang anggun yang membuat aku tak bisa berkedip Bukan pula karena senyummu yang teramat manis yang menjadikan aku tersihir Bukan juga lantaran parasmu yang nyaris bidadari hingga dunia merasa iri Atau karena suaramu yang membuat
Foto diambil dari id.pinterest.com Seniman Asing Disaat orang-orang tertunduk malu pada kediaman yang bisu Kebisingan hanyalah tamu yang tak diundang Jika segar kini menghilang lantas apa yang bisa kita perbuat di zaman yang dibilang milenial Mahasiswa adalah agen perubahan, katanya. begitu jelas tertancap di telinga