Modernisasi: Gimana Sih Pengaruhnya ke Kita

Opini ini ditulis oleh Fathur Rosi mahasiswa prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) STIDAR.

Oke, guys, mari kita bahas tentang dampak modernisasi di desa dan kota. Jadi, modernisasi itu kayak upgrade kehidupan kita, tapi nggak semua orang happy-happy aja, kan?. Di kota, kita bisa lihat banyak banget teknologi baru, dari smartphone sampai transportasi canggih. Ini bikin hidup lebih praktis, tapi juga bikin orang-orang jadi lebih individualis. Misalnya, orang lebih suka scrolling di media sosial daripada ngobrol langsung. Ya, interaksi sosial jadi berkurang, padahal kita butuh banget itu, kan?

Di desa, yang dulunya adem ayem, sekarang mulai kena gaya kota. Internet masuk, bikin anak muda desa melek sama tren terbaru, tapi di sisi lain, tradisi yang udah jadi ciri khas desa mulai pudar. Kayak lagi campur aduk pakaian tradisional sama gaya jalanan, kadang keren, kadang aneh.

Di kota, modernisasi udah jadi keseharian. Teknologi bikin hidup makin lancar, tapi juga bikin kita makin kecanduan lihat layar dan takut ketinggalan. Gaya hidup konsumtif jadi tokoh utama di kota, sampai-sampai kita lupa sama nilai-nilai kemanusiaan. Kayak lagi pamer barang-barang bermerek, tapi lupa sama teman yang lagi kesusahan.

Jadi, modernisasi punya dua sisi. Di satu sisi, kita dapat banyak kemudahan, tapi di sisi lain, kita harus waspada jangan sampai kehilangan identitas dan nilai-nilai sosial kita. Penting banget untuk kita bisa adaptasi tanpa melupakan akar budaya kita.

Nah, yang jadi masalah, modernisasi ini kayak filter yang gak merata. Kota makin bersinar, sementara desa masih berjuang buat ikutin tren. Ini bikin kesenjangan sosial makin kelihatan. Kayak lagi nonton drama Korea, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.

Tapi, bukan berarti kita harus menolak modernisasi. Kita bisa kok bikin modernisasi jadi solusi yang menguntungkan buat desa dan kota. Caranya, kita harus lebih peduli sama dampak sosial dan lingkungan dari modernisasi. Kita juga harus dukung inovasi yang berkelanjutan dan inklusif.

Misalnya, di desa, kita bisa kembangin agrowisata yang keren dan edukatif. Di kota, kita bisa bikin ruang publik yang nyaman dan ramah lingkungan. Yang penting, kita harus tetap ingat sama nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan lokal.

Jadi, guys, modernisasi itu kayak wahana permainan Roller Coaster. Ada naik turunnya, ada serunya, ada juga seremnya. Tapi, kalau kita bisa menangani dengan bijak, modernisasi bisa jadi kemajuan buat Indonesia. Yuk, kita bikin Indonesia jadi negara yang modern, tapi tetap “asli”!

Bagikan ke :